Selasa, 23 November 2010

Planet Masa Depan Gleise 581 c

0 komentar

Gliese 581 c (pengucapan /ˈgliːzə/), juga disebut HO Librae c, Wolf 562 c, dan HIP 74995 c, adalah bumi super atau planet ekstrasurya yang mengorbit bintang katai merah Gliese 581.[1] Kemungkinan planet ini berada pada zona layak huni, dimana suhu permukaannya mengizinkan adanya air. Planet ini berjarak 20,4 tahun cahaya (193 triliun km) dari Bumi dan terletak di rasi bintang Libra. Gl 581, atau Gliese 581, merupakan bintang ke 581 dalam urutan Katalog Gliese. Katalog tersebut dibuat oleh Gliese, diterbitkan pada tahun 1969 dan diperbaharui tahun 1991 oleh Gliese dan Jahreiss.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Karakteristik

[sunting] Keadaan fisik

Temperatur normal planet ini berkisar dari 0–40 °C (32–104 °F), Gliese 581 c mungkin adalah planet di luar tatasurya pertama yang mirip dengan Bumi. Massa planet ini sekitar lima kali Bumi, dan merupakan planet terkecil yang ditemukan di luar tata surya hingga saat ini. (Perhitungan massa yang didasarkan pada planet lain dari sistem ini, Gliese 581 b telah diketahui. Para penemu Gliese 581 c yakin terdapat planet ketiga, Gliese 581 d, jadi Gliese 581 c akan memiliki 5,03 kali massa Bumi). Berpijak pada asumsi bahwa planet tersebut adalah planet berbatu dan bukan planet yang dingin, maka planet ini akan memiliki radius 50% lebih besar daripada Bumi, di mana gravitasi permukaannya kira-kira 2,1 kali lebih kuat daripada di Bumi.[2]. Sistem planet ini diperkirakan berusia 4,3 milyar tahun.

[sunting] Orbit

Gliese 581 c memiliki periode orbit 13 hari Bumi dan mengorbit 14 kali lebih dekat kepada bintang utamanya daripada orbit Bumi mengelilingi Matahari,[3] sekitar 11 juta kilometer dari bintangnya, sementara Bumi berjarak 150 juta kilometer dari Matahari.

[sunting] Usia

Sistem Gliese 581 diperkirakan berusia 4.3 milyar tahun.[4] Jika dibandingkan, tata surya diperkirakan berusia 4.57 miliar tahun.

[sunting] Iklim

Perbandingan antara Bumi dan Gliese 581 c

Gliese 581 c memiliki kesetimbangan temperatur permukaan antara 0 °C dan 40 °C.[5] Namun, temperatur permukaan tergantung pada atmosfer planet, yang masih tidak diketahui.

[sunting] Penemuan

Planet ini ditemukan oleh tim Stephan Udry dari Observatorium Jenewa di Swiss menggunakan HARPS yang dipasang pada teleskop 3,6 m di European Southern Observatory, La Silla, Chili. Tim menggunakan teknik kecepatan radial. Tim ini sekarang bermaksud untuk menggunakan teleskop MOST yang dibangun di kanada untuk pengamatan nantinya terhadap Planet itu.

Rentang zona layak huni teoretis dari berbagai massa bintang (tata surya kita ada di kiri tengah; katai merah yang mirip dengan Gliese 581 berada di kiri bawah).

[sunting] Nama

Kadang-kadang, planet ini disebut dengan nama Ymir, diambil dari nama kakek Odin, raja para dewa dalam mitologi Nordik.

[sunting] Cairan air

Gliese 581 c dipercaya berada dalam zona layak huni di mana air, jenis zat yang penting bagi kehidupan, berada dalam keadaan cair.[6]

Walaupun potensi adanya air diprediksi oleh model zona layak huni, tidak ada bukti yang menentukan telah ditemukan. Teknik seperti yang digunakan untuk mengukur HD 209458 b bisa berpotensi diterima untuk menentukan keberadaan uap air di planet luar tatasurya.

[sunting] Kesulitan penjelajahan

Gliese 581 c memiliki beberapa tantangan untuk dijelajahi dan dipelajari. Planet ini tidak pernah secara langsung diamati, dan pencarian akan tanda-tanda kehidupan akan memakan waktu beberapa tahun.[7] Namun, menurut anggota tim peneliti Xavier Delfosse: Karena temperatur dan relatif dekatnya, planet ini akan menjadi target paling penting dalam misi luar angkasa di masa depan yang untuk mencari kehidupan luar angkasa. Dalam peta harta karun angkasa luar, kita akan tergiur untuk menandai planet ini dengan tanda X.[8]

Jika satelit dikirim dari Bumi untuk mengeksplorasi Gliese 581, akan memakan waktu 20,5 tahun untuk mencapainya dalam kecepatan cahaya[5]

Dimitar Sasselov dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang mempelajari struktur dan formasi planet, mengatakan, “20 tahun cahaya. Kita bisa pergi ke sana.”[9]

Rabu, 17 November 2010

Bayi lubang ini bisa melalap Bumi kita

0 komentar
Para astronom baru-baru ini menemukan fenomena di luar angkasa, yang mereka yakini sebagai lahirnya suatu "Lubang Hitam" hasil dari ledakan suatu bintang (supernova) lebih dari 30 tahun lalu. Lubang itu sangat rakus dan menelan apa yang ditemui, termasuk benda luar angkasa sebesar Bumi.

Demikian ungkap Avi Loeb, seorang astrofisikawan dari Universitas Harvard yang bekerjasama dengan Badan Antariksa AS (NASA), Senin 15 November 2010. Loeb mengungkapkan bahwa kemunculan Lubang Hitam itu hasil dari ledakan suatu bintang yang pertama kali ditemukan pada 1979.

Ledakan itu cukup besar untuk menimbulkan suatu lubang hitam. Tim astronom meyakini itu sebagai Lubang Hitam karena konstan melumat sisa-sisa bintang yang meledak. Itulah ciri-ciri Lubang Hitam, menghisap apa saja yang ada di depannya.



Menurut Loeb, dalam 30 tahun terakhir sejak supernova, bayi Lubang Hitam ini telah menelan benda yang massanya setara dengan Bumi. Menurut kantor berita Associated Press (AP), temuan Loeb dan rekan-rekannya ini dipublikasikan dalam suatu makalah yang dimuat di jurnal "New Astronomy."

"Dia [lubang hitam itu] ibarat pemakan planet dalam film 'Star Trek,'" kata ahli astrofisika dari NASA yang juga rekan Loeb, Kimberly Weaver, seperti dikutip AP. Lubang hitam itu begitu padat sehingga tidak ada unsur apapun - termasuk cahaya sekalipun - yang bisa lolos.

Dengan menggunakan pantuan teleskop milik NASA, Chandra X-Ray, dan teleskop-teleskop lain, Lubang Hitam itu diperkirakan berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan terletak di salah satu galaksi Virgo, demikian menurut laman harian The Los Angeles Times.

"Lubang Hitam ini berukuran sekitar lima kali lebih besar dari matahari kita dan bintang yang meledak yang memunculkan benda itu kemungkinan 20 kali lebih besar dari matahari kita," kata Dan Patnaude, peneliti dari Harvard.

Dengan situasi saat ini, Lubang Hitam yang bernama ilmiah SN 1979C itu bisa membesar dua kali lipat dalam 40 juta tahun mendatang. "Benda ini memakan sebanyak yang dia bisa...mirip dengan remaja atau anak kecil," kata Patnaude. Tim peneliti yakin bahwa benda yang mereka temukan itu kemungkinan besar adalah Lubang Hitam.

Dalam ilmu astronomi, benda kosmik ini bukanlah sebuah lubang dalam arti harafiah, tetapi merupakan sebuah wilayah di mana hampir semua unsur tidak dapat lolos karena memiliki gaya gravitasi yang sangat besar.

sumber

Jumat, 12 November 2010

0 komentar

Rabu, 10 November 2010

Agak males Blogging nie

0 komentar



kawan ,kok aku jadi males blogging ya?
sebenernya sih ada artikel yang mau aku tulis,
tapi pas di ENTRY BARU kok males nulis?
Hayoow gimana dung,,
tau gak ni aja akua asal2an aja nulisnya...
yaaaaa pokoknya yang terlintas di fikiranku ya tak tulis.
Anehnya pas aku lagi santai2 waktu iti juga aku dapet ide artikel apa yang mau tak tulis,
tapi pasdi depan komputer,,,,, wahhh gak karuan malese..
mungkin temen2 blogger punya solusinya...
inget ya aku paling gak suka nulis di kertas....
makasih ya kawan...